kalo bahasa lain yg seharusnya dipake sih, eksposure kali ya. secara metering itu kan adalah suatu metoda untuk memeter atau mengukur suatu keadaan, dan yg diukur itu adalah eksposure suatu keadaan. ini di dunia poto menpoto ya. tau lagi deh kalo ngomongin yg lain.
jadi kalo ada yg bilang 'meteringnya kurang pas tuuh!'
kemungkinan besar yg dimaksud adalah, eksposure dari suatu gambar yg dihasilkan kurang pas atau meleset dari keadaan sebenarnya. ada yg under, dan ada yg over.
meski sebenarnya udah dijelasin nde Lesson 2, nde sini dicoba lagi untuk lebih dipermudah dan digampangkan lagi biar lebih mantab gitu..
setiap kamera digital, itu ada konsep metering di sistemnya.
dan ternyata ndak hanya di digital, di dunia analog juga gitu, konsep metering ini dah diadain dan terus dikembangkan (karena sebetulnya kamera digital kan pengembangan dari kamera analog, hihihi). seperti adanya TTL, dan kemudian ada E-TTL, sistem ini dikembangkan bukan hanya buat flash, lah wong padahal aslinya buat metering kamera kok! jadi sebenarnya kalo ngomong manual gak manual, keknya dah gak jaman deh, secara beberapa kamera jadul pun dah ada itu yg namanya konsep metering di dalamnya. memang ndak terlihat, ndak bisa dipencet2, tapi itu kerasa dan ada.
nah kalo mau ngomongin metering itu gampangnya kek gini, 'pengukuran suatu keadaan pencahayaan', nah ukuran yg paling enak itu adalah dengan mengukur apa 'yg dilihat oleh mata kepala kita', coba teman liat area sekitar, enak tidak ngeliatnya? eksposurenya yaapa? shadow midtone highlightnya gimana? tetap? enak?
nah metering tersebut kita sebut metering 0! ndak under ndak over, kalo gelap ya gelap, kalo terang ya terang. begitu.
*serius dilakuin loh ya! liat ke area di sekeliling rekan!
tetapi kalo di kamera, hal tersebut tidak dapat dilakukan otomatis, meski toh kamera terbaru dah bener2 canggih. dan biasanya permasalahan yg paling sering muncul itu seperti ini, kenapa kalo kita menset modenya di semi Auto, kayak Tv/S atau Av/A dan juga yg lain kayak P, sampe ke mode Scene, kenapa setiap kita mencoba untuk framing pada suatu area yg kita 'bisa liat', maksudnya highlight dan shadownya ada meskipun kuat, tapi kalo dicoba jepret kok sering kali gagal, ada under ada over? setiap framing di pencahayaan kuat, kayak matahari atau lampu, area disekitarnya jadi warna gelap? trus kalo framing di area yg gelap, kenapa kelihatannya 'aneh diliat', ndak lagi gelap seperti aslinya?
trus kenapa pula kalo kita mensetnya di mode M, terkadang masih terjadi juga hal yg serupa?
ini yg disebut2 dengan eksposure.
untuk mendapatkan gambar yg bener exposurenya, ndak under ndak over, 0, kita butuh settingan yg tepat. dan untuk mendapatkan settingan yg tepat, kita butuh memeter suatu keadaan dengan akurat. nah, hasilnya adalah gambar dengan eksposure yg tepat!
hal inilah yg sering disebut2 sebagai 'metering' atau proses memeter suatu keadaan.
di kamera ada berbagai macam mode metering, kayak partial, evaluative, matrix, spot, center weighted, partial, bla bla bla. mode ini adalah sebuah mode atau suatu metoda pengukuran eksposure yg diliat kamera melalui lensa (TTL = trough the lens). jadi sebenarnya mode apapun itu bentuk dan namanya, hanyalah sebuah alat bantu yg mempermudahkan pengguna kamera untuk mengukur suatu keadaan dan secepatnya mendapatkan settingan yg pas untuk suatu kondisi.
contoh paling gampang buat nggambarin mode2 ini kayak gini, andaikan kita punya ballpoint 4 warna, pake warna apapun itu, fungsinya dasarnya sama, buat nulis. nah, mode2 yg ada di kamera ini juga begitu, ada banyak, dan semuanya sama kegunaannya, untuk memeter suatu keadaan.
Q = trus enaknya pake mode apa?
A = terserah. terserah ama penggunanya.
baik, lanjut. kita akan melakukan beberapa trik kecil. siapkan peralatan2 yg dibutuhkan nde bawah ini,
> kamera
> kertas hvs warna putih polos, bisa juga kain warna putih polos, atau apapun itu asal putih polos.
> kertas art paper item polos, atau kalo ndak bisa kain item, atau yg lain asal item polos.
udah siap? bisa kita mulai sekarang?
> idupin kamera.
> set mode dial di Av/A.
> set mode metering di evaluative.
> buka cap lens.
> set focal length di 55mm.
> frame penuh ke kertas putih, (jangan ada warna lain masuk seperti bayangan ke dalam frame)
> jepret
> sekarang arahkan kamera ke warna yg lebih gelap di sekitar anda. kalo nda nemu, biasanya tas kamera banyak yg berwarna item, bisa digunakan warna hitamnya. jepret.
gambar dengan warna putih, dan gambar tas yg berwarna gelap udah didapat.
gimana warnanya? bagus? sama dengan aslinya?
Q = kenapa ndak dapat warna yg seperti aslinya, kenapa begitu?
A = jawabnya kek gini
konsep metering di kamera adalah merubah warna2 yg ada (yg biasa kita lihat) ke dalam bentuk gradasi hitam putih, seperti di gambar atas. ada 5 zones, yg padahal seharusnya ada 11 zones menurut kang Ansel Adam. warna hitam dirubah jadi abu2. warna putih dirubah pula jadi abu2. jadi pada dasarnya, yg dilihat oleh 'mata metering kamera (TTL)' adalah warna gradasi dari hitam ke putih, bukan warna warni seperti yg mata kita liat.. lucu yah!?
Q = kenapa begitu? kenapa semuanya dirubah menjadi warna abu2?
A = untuk menghindari gagal gambar. warna abu2 adalah warna tengah, ndak hitam ndak putih, ndak under, ndak over.
ndak ada cerita gambar kebakar kan kalo di digital?
balik lagi, sekarang kita lakukan lagi percobaan lainnya,
> set exposure compensation di sekitaran +1 hingga +2
> frame lagi ke kertas putih
> jepret
> trus set exposure compensation di sekitaran -1 hingga -2
> frame ke warna item yg teman punya
> jepret
Q = kenapa exposure compensationnya 'sekitaran'?
A = karena saya tidak tahu anda menjepret warna item & putih tersebut dengan kondisi seperti apa. dan exposure level pada saat anda menjepret, hanya anda yg tau.
lanjut lagi, liat hasilnya, bagaimana? udah hampir sama persis?
kalo masih belum berhasil menyamakan warna putih/hitam yg dihasilkan kamera dengan 'kondisi warna aslinya', berarti anda masih gagal mendapatkan gambar dengan metering 0, atau metering sebenarnya pada saat penjepretan tersebut. ulangi. mungkin kompensasi yg teman lakukan kurang tepat. cari lagi.
tapi kalo udah berhasil. apa yg anda dapat dari percobaan di atas?.......................
lanjut,
> sekarang peralatan dengan warna hitam dan putih tersebut, sejajarkan, untuk mempermudah proses penjepretan.
> mode Av/A
> set jarum exposure-nya di +2
> fl 55mm
> frame ke warna putih
> pencet tombol lock exposure
> frame ke warna hitam
> jepret
trus
> masih sama seperti di atas
> set jarum exposurenya di -2
> fl 55mm
> frame ke warna hitam
> pencet tombol lock exposure-nya
> frame ke warna putih
> jepret
lanjut lagi
> masih sama juga seperti di atas
> set jarum exposure di -2 (atau di +2)
> fl 55mm
> frame ke warna hitam (atau putih)
> pencet tombol lock exposure
> frame kedua warna tersebut
> jepret
*catatan
> tombol kunci eksposure atau exposure lock bisa diliat di buku manual kamera masing2.
> canon user, tanda bintang (*) yg terletak di jempol kanan. setelah terkunci, bisa diliat di viewfinder ada tanda bintang (*)
> nikon user, tanda AEL/AFL di jempol kanan. tombol ini harus dipencet terus pada saat locking, kalo dilepas artinya lepas pula kuncinya. tapi bisa diset jadi 1x lock kok, masuk ke custom menu ya.
> kamera lain user, sila baca buku manualnya ya ..
dari sini, apa yg anda dapat dan pelajari?.................................................
isi lagi ya!
dari sini kita bisa baca, pada saat kamera membaca area gambar dan kemudian kita berikan informasi tentang exposure yg tepat, dengan kompensasinya, otomatis kamera akan merekam warna2 yg didapat ke dalam range gambarnya.
contoh, kalo ada warna hitam, dan kita berikan informasi bahwa warna tersebut yg ada di depan lensa adalah hitam atau sama dengan hitam, kamera otomatis akan merekamnya menjadi hitam, dan tentunya warna2 lain akan masuk ke dalam range2nya sendiri, hitam ke hitam, abu2 ke abu2, dan tentunya putih akan ke putih = normal.
tetapi jika informasi yg kita berikan salah, seperti percobaan sebelumnya, warna hitam akan ke abu2, abu2 akan ke putih dan tentunya putih akan berada di luar range = over. atau sebaliknya, putih ke abu2, abu2 ke hitam, dan hitam berada di luar range = under.
oke lanjut lagi,
Q = percobaan nde atas, dibuat untuk warna hitam dan putih. bagaimana dengan warna2 lainnya? hijau kuning merah biru, bla bla?
A = gambar di bawah ini jawabnya. tapi saran aja, mending lupakan, praktekkan sendiri di lapangan, dan cari warna2 teman sendiri, secara kalo nyari sendiri biasanya sih lebih cepet hafal. lagian warna selalu berubah juga meteringnya, apalagi outdoor.
Q = bagaimana dengan kondisi poto2 outdoor? dimana kita bisa melakukan metering yg pas?
A = bebas, bisa dimana aja, warna apapun itu. yg perlu diperhatikan adalah perbedaan pencahayaan pada sebuah warna, katakanlah warna merah, merahnya merah yg segimana? terang? gelap? mengkilat? pudar? matang? mentah? dan kemudian berapa pula kompensasi tepatnya?
Q = percobaan nde atas? berapa aperture shutter dan iso yg harus saya pake?
A = terserah. pake semi auto kan? Av/A? terserah! yg kita ambil nde sini itu gambar, bukan settingan. yg kita lakukan nde sini memeter keadaan, bukan melihat settingan gambar.
Q = poto nde atas, metering dimana?
A = lupa
Q= jadi intinya, kalo kita dapat memeter 1 warna dengan benar, kita dapat metering 0 pada suatu kondisi? dengan kata lain semua warna yg ada?
A = tepat!
Q = di depan ada matahari, memeter ke depan, atau ke belakang, samping, atas, bawah, kalo kompensasinya tepat, pasti juga dapat metering 0?
A = iya!
semoga bermanfaat,
Posting Komentar